Gangraen Radix
Defenisi
Gangraen Radix
Gangren
radiks adalah tertinggalnya sebagian akar gigi. Jaringan akar gigi yang
tertinggal merupakan jaringan mati yang merupakan tempat subur bagi
perkembangbiakan bakteri.Gangren radiks dapat disebabkan oleh karies, trauma,
atau ekstraksi yang tidak sempurna.
Gigi dilihat dari pandangan mata mempunyai dua
bagian yang terbesar yaitu mahkota gigi dan akar gigi. Pada kondisi normal
mahkota gigi adalah bagian yang tampak di rongga mulut dan akar gigi terletak
di dalam gusi. Pada kondisi tertentu gigi manusia tidak utuh lagi dan hanya
tinggal sisa akar gigi.
Biasanya
gangraen radix dapat menyerang siapa saja, tapi kalau gangraen radix yang di sebabkan
oleh proses bahteriologi berdasrkan data yang ada di Puskesmas Muaro Paiti itu
kebanyakan yang di serang adalah kelompok umur 40 tahun keatas dan yang banyak
kena adalah berjenis kelamin perempuan
Gigi dengan kondisi sisa akar yang kronis menyebabkan jaringan
periapikal rentan infeksi (gangren radik) karena jaringan pulpa yang mati
merupakan media yang baik bagi pertumbuhan mikroorganisme. Melalui foramen
apikal gigi, mikroorganisme penyebab infeksi pada jaringan pulpa dapat menjalar
ke jaringan periodontal di sekitar apeks gigi, menyebabkan keradangan atau
infeksi jaringan
Penatalaksanaan perawatan gigi
dengan kondisi sisa akar (Gangren Radik) Penatalaksanaan gigi dengan kondisi
sisa akar harus memperhatikan kemungkinan terjadi kelainan pada periapikal yang
terjadi pada gigi tersebut. Tindakan medis yang harus dilakukan tergantung dari
kelainan periapikal yang ada. Medikasi Gigi dengan kondisi sisa akar yang
memiliki kelainan pada periapikal yang bersifat akut, sebaiknya dilakukan
terapi medikasi terlebih dahulu, ekstraksi gigi yang memiliki abses di daerah
periapikalnya apabila dalam keadaan infeksi akut sebaiknya dihilangkan dulu
infeksinya kemudian dilakukan ekstraksi. Hal tersebut karena ekstraksi pada
stadium infeksi akut tidak hanya dikuatirkan terjadi penyebaran infeksi tetapi
juga kerja anastesi local yang kurang efektif, sehingga menimbulkan rasa sakit
yang menambah penderitaan pasien, meskipun ada beberapa ahli yang berpendapat
bahwa ekstraksi gigi pada stadium akut justru akan menyebabkan terjadinya
drainase pus dan akan menyebabkan penyembuhan dini
Pencabutan tidak sempurna yang ditandai dengan
tertinggalnya sebagian akar bahkan mahkota, seringkali terjadi apabila saat
pencabutan mahkota gigi sudah sangat rapuh. Ini ditandai dengan bentuk lubang
gigi yang sudah sangat besar atau adanya kelainan bentuk akar yang menyebabkan
kesulitan saat pencabutan.
Rasa sakit
dan bengkak menunjukkan reaksi tubuh terhadap infeksi gigi. Ditambah lagi
terjadi pembentukan sekumpulan nanah juga sebagai akibat dari proses infeksi
yang terjadi di sekitar akar gigi yang tinggal sisa akar tadi. Perlu diketahui,
sisa gigi atau akar yang terinfeksi merupakan fokus infeksi atau asal infeksi
yang dapat terjadi di organ tubuh lain seperti di kulit, mata, THT, saraf dan
lainnya.
Gigi atau sisa akar seperti ini sebaiknya segera dicabut, tapi tentunya pasien disarankan untuk minum obat antibiotika beberapa hari sebelumnya. Ini untuk menekan infeksi yang telah terjadi sehingga pencabutan berjalan lancar tanpa hambatan.
Masyarakat masih banyak yang tidak memperhatikan
kesehatan gigi dan mulutnya. Sisa akar gigi yang tertinggal dalam rongga mulut
dibiarkan saja. Padahal akibat yang ditimbulkan sisa akar gigi banyak sekali.
Sisa akar gigi bisa mengakibatkan nyeri kepala berkepanjangan, bau mulut tidak
enak dan trigger pertumbuhan kista bahkan neoplasma.
Sisa akar gigi biasanya sudah tidak vital
lagi,pulpanya mati. Gigi mengalami kerusakan yang parah dan setiap sisa akar
gigi berpotensi untuk terjadi infeksi akar gigi dan infeksi jaringan penyangga
gigi. Infeksi ini menimbulkan rasa sakit dari ringan sampai hebat, gusi
mengalami pembesaran, terjadi pernanahan ,bengkak di wajah sampai sukar membuka
mulut (trismus). Pasien terkadang menjadi lemas karena susah makan. Pembengkakan
yang terjadi di bawah rahang ,kulit memerah, teraba keras bagaikan kayu, lidah
terangkat keatas dan rasa sakit yang menghebat sangat berbahaya dan jika
terlambat penanganan dapat merenggut jiwa ( Ludwig’s angina ).
Infeksi pada akar gigi maupun jaringan penyangga
gigi dapat mengakibatkan migrasinya bakteri ke organ yang lain lewat pembuluh
darah. Teori ini dikenal dengan Fokal infeksi. Bakteri yang berasal dari
infeksi gigi masuk ke organ vital lain dan memperbesar resiko penyakit
jantung,ginjal,lambung,,persendian, dan lain sebagainya. Jadi gigi yang
terinfeksi menjadi pintu masuk bagi bakteri untuk menyebar ke seluruh tubuh.
.. Diagnosa
1. Gejala
Umum
Gejala yang didapat
dari gangrene bisa terjadi tanpa keluhan sakit, dalam keadaan demikian terjadi
perubahan warna gigi, dimana gigi terlihat berwarna kecoklatan atau
keabu-abuan. Pada inspeksi sudah tidak terlihat lagi bagian dari mahkota gigi,.
Pada gangren radiks, tidak dilakukan pemeriksaan sondasi dan CE, pada perkusi
tidak menimbulkan nyeri
2.
Gejala Klinis
Penatalaksanaan
sisa akar gigi ini tergantung dari pemeriksaan klinis akar gigi dan jaringan
penyangganya. Akar gigi yang masih utuh dengan jaringan penyangga yang masih
baik, masih bisa dirawat. Jaringan pulpanya dihilangkan, diganti dengan pulpa
tiruan, kemudian dibuatkan mahkota gigi. Akar gigi yang sudah goyah dan
jaringan penyangga gigi yang tidak mungkin dirawat perlu dicabut. Sisa akar
gigi dengan ukuran kecil (kurang dari 1/3 akar gigi) yang terjadi akibat
pencabutan gigi tidak sempurna dapat dibiarkan saja. Untuk sisa akar gigi
ukuran lebih dari 1/3 akar gigi akibat pencabutan gigi sebaiknya tetap diambil.
Untuk memastikan ukuran sisa akar gigi, perlu dilakukan pemeriksaan radiologi
gigi.
C. Berdasarkan data sejak bulan Januari sampai bulan
Agustus 2019 terdapat angka kunjungan dengan kasus Gangraen Radix di Poli Gigi
Puskesmas Muaro paiti adalah sebagai berikut
. Terapi Gangraen Radix
Ekstraksi gigi merupakan
suatu prosedur bedah yang dapat dilakukan dengan tang, elevator, atau
pendekatan transalveolar, bersifat ireversibel dan terkadang menimbulkan
komplikasi. Ekstraksi gigi yang ideal adalah pencabutan sebuah gigi atau akar
yang utuh tanpa menimbulkan rasa sakit, dengan trauma yang seminimal mungkin
pada jaringan penyangganya sehingga luka bekas pencabutan akan sembuh secara
normal dan tidak menimbulkan masalah prostetik pasca-bedah.
Ekstraksi
gigi sering dikategorikan menjadi dua macam yakni ekstraksi simpel dan
ekstraksi bedah/surgical. Ekstrasi
simpel adalah ekstraksi yang dilakukan pada gigi yang terlihat dalam rongga
mulut, menggunakan anestesi lokal dan menggunakan alat-alat untuk elevasi
bagian gigi yang terlihat. Ekstrasi bedah adalah ekstraksi
yang dilakukan pada gigi yang tidak dapat dijangkau dengan mudah karena berada
di bawah garis gingiva atau karena belum erupsi secara keseluruhan. Dalam ekstraksi bedah, dilakukan sayatan pada gusi untuk
menjangkau gigi. Dalam beberapa kasus, gigi tersebut harus dipecah menjadi
beberapa bagian sebelum dicabut.
E. Kontra Indikasi Pencabutan
Gangraen Radix
Terdapat beberapa kontraindikasi untuk ekstraksi
gigi, dan banyak diantaranya dapat dimodifikasi dengan konsultasi dan terapi.
Kontraindikasi eksodontik akan berlaku sampai dokter memberi izin atau menanti
keadaan umum penderita sampai dapat menerima suatu tindakan bedah tanpa
menyebabkan komplikasi yang membahayakan bagi jiwa penderita. Kontraindikasi
pencabutan gigi didasarkan beberapa faktor, antara lain:
1.
Faktor Lokal
a.
Kontraindikasi
ekstraksi gigi yang bersifat setempat umumnya menyangkut suatu infeksi akut
jaringan di sekitar gigi. Misalnya gigi
dengan kondisi abses yang menyulitkan anestesi.
b.
Sinusitis
maksilaris akut. Sinusitis (infeksi sinus) terjadi jika membran mukosa saluran
pernapasan atas (hidung,kerongkongan, sinus) mengalami pembengkakan.
Pembengkakan tersebut menyumbat saluran
sinus yang bermuara ke rongga hidung. Akibatnya cairan mukus tidak dapat
keluar secara normal.Menumpuknya mukus di
dalam sinus menjadi factor yang mendorong terjadinya infeksi sinus. Pecabutan
gigi terutama gigi premolar dan molar sebaiknya ditunda sampai sinusitisnya
teratasi
c.
Radioterapi
kepala dan leher. Alasan melarang ekstraksi dengan keadaan seperti tersebut
diatas adalah bahwa infeksi akut yang berada
di sekitar gigi, akan menyebar melalui aliran darah keseluruh tubuh dan
terjadi keadaan septikemia. Komplikasi lainnya adalah osteoradionekrosis
Adanya suspek keganasan, yang apabila dilakukan
ekstraksi gigi akan menyebabkan kanker
cepat menyebar dan makin ganas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar